KegiatanUncategorized

Kepala Desa Rek Kerrek Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sekaligus Pelantikan Pengurus SITQON Rek Kerrek Palengaan Pamekasan.

Selasa, 20 0ktober 2020, Jam : 19.00
Pemerintah desa Rekkerrek, para tokoh dan masyarakat sekitar menghadiri acara mazjlis dzikir dan peringatan maulid Nabi Muhammad saw serta pelantikan pengurus ranting SITQON (silaturrahmi ikhwan – akhwat dan simpatisan thoriqoh An-Naqsabandiyah) yang bertempat di dusun Sardung, desa Rekkerek Palengaan Pamekasan.
APA ITU THORIQOH NAQSABANDIYAH?
Dari segi bahasa thoriqoh berasal dari bahasa arab yang berarti jalan, cara, metode, naqsabandiyah merupakan gabungan dua kata naqhs dan bandiyun yang berarti suatu ukiran yang terpatri. Dari segi istilah adalah cara yang ditempuh oleh seseorang atau kelompok untuk memusatkan fikiran seraya berdzikir kepada Allah.
Tarekat Naqshabandiyah merupakan salah satu tarekat yang luas penyebarannya, umumnya di wilayah Asia, Bosnia-Herzegovina, dan wilayah Dagestan, Rusia.
Tarekat ini mengutamakan pada pemahaman hakikat dan tasawuf yang mengandung unsur-unsur pemahaman rohani yang spesifik, seperti tentang rasa atau dzauq. Di dalam pemahaman yang mengisbatkan Dzat ketuhanan dan isbat akan sifat ma’nawiyah yang termaktub di dalam roh anak-anak adam maupun pengakuan di dalam fanabillah maupun berkekalan dalam baqabillah yang melibatkan zikir-zikir hati (hudurun kalbu/menhadirkan hati).
DARI MANA THORIQOH INI BERASAL?
Bermula di Bukhara pada akhir abad ke-14, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Perluasannya mendapat dorongan baru dengan munculnya cabang Mujaddadiyah yang diawali oleh Syekh Ahmad Sirhindi Mujaddidi Alf-i Tsani (Pembaru Milenium kedua). Pada akhir abad ke-18, nama ini hampir sinonim dengan Tarekat tersebut di seluruh Asia Selatan, wilayah Utsmaniyah, dan sebagian besar Asia Tengah. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah adalah diikutinya syari’at secara ketat, keseriusan dalam beribadah, serta lebih mengutamakan berdzikir dalam hati.
APA URGENSI THORIQOH?
Thoriqoh merupakan intipati pelajaran Ilmu Tasawuf yang mana dengannya seseorang itu dapat menyucikan dirinya dari segala sifat-sifat yang keji dan menggantikannya dengan sifat-sifat Akhlak yang terpuji. Ia juga merupakan Batin bagi Syariat yang mana dengannya seseorang itu dapat memahami hakikat amalan-amalan Soleh di dalam Agama Islam.
Ilmu Thoriqoh juga merupakan suatu jalan yang khusus untuk menuju Ma’rifat dan Hakikat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ia termasuk dalam Ilmu Mukasyafah dan merupakan Ilmu Batin, Ilmu Keruhanian dan Ilmu Mengenal Diri. Ilmu Keruhanian ini adalah bersumber dari Hadhrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diwahyukan kepada Hadhrat Jibrail ‘Alaihissalam dan diwahyukan kepada sekelian Nabi dan Rasul khususnya Para Ulul ‘Azmi dan yang paling khusus dan sempurna adalah kepada Hadhrat Baginda Nabi Besar, Penghulu Sekelian Makhluk, Pemimpin dan Penutup Sekelian Nabi dan Rasul, Baginda Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Alihi Wa Ashabihi Wasallam.
Kemudian ilmu ini dikurniakan secara khusus oleh Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada dua orang Sahabatnya yang unggul iaitu Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq dan Hadhrat Sayyidina ‘Ali Ibni Abi Talib Radhiyallahu ‘Anhuma. Melalui mereka berdualah berkembangnya sekelian Silsilah Thoriqoh yang muktabar di atas muka bumi sehingga ke hari ini.
Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengaruniakan Ilmu Keruhanian yang khas kepada Hadhrat Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhu.
Di zaman Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, seorang Tabi’in yang bernama Hadhrat Uwais Al-Qarani Radhiyallahu ‘Anhu juga telah menerima limpahan Ilmu Keruhanian dari Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam meskipun dia berada dalam jarak yang jauh dan tidak pernah sampai ke Makkah dan Madinah bertemu Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sedangkan dia hidup pada suatu zaman yang sama dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *